Di beberapa negara, kebiasaan makan daging kucing mungkin terdengar mengejutkan atau bahkan kontroversial bagi sebagian orang. Namun, di beberapa budaya tertentu, konsumsi daging kucing masih menjadi bagian dari tradisi kuliner mereka. Meskipun daging kucing tidak umum dikonsumsi di banyak bagian dunia, ada beberapa negara yang masih mempertahankan kebiasaan ini. Artikel ini akan membahas tiga negara di mana konsumsi daging kucing masih terjadi hingga hari ini.
1. China: Tradisi Kuliner yang Terus Berlanjut
Di China, terutama di daerah-daerah tertentu seperti Guangxi, konsumsi daging kucing pernah menjadi hal yang biasa, meskipun ada upaya untuk mengubahnya. Daging kucing dianggap sebagai makanan yang bisa memberikan energi dan kekuatan.
2. Vietnam: Kucing Sebagai Bagian dari Masakan Tradisional
Di Vietnam, daging kucing juga bisa ditemukan dalam beberapa hidangan tradisional. Meskipun tidak semua orang di Vietnam mengonsumsi daging kucing, di beberapa wilayah seperti Hanoi, ada restoran yang menyajikan hidangan berbahan dasar daging kucing. Di sana, kucing disebut sebagai “meo” dan dianggap memiliki rasa yang khas dan berbeda dari daging lainnya.
3. Korea Selatan: Pengaruh Budaya dan Tradisi
Korea Selatan adalah negara di mana konsumsi daging kucing menjadi topik yang kontroversial. Meskipun tren makan daging kucing mulai menurun, ada sebagian orang yang masih percaya pada manfaat kesehatan yang ditawarkan oleh daging kucing. Beberapa restoran di Korea Selatan menawarkan hidangan yang terbuat dari daging kucing, yang sering kali dikaitkan dengan energi atau stamina yang lebih besar, terutama di musim panas.
Namun, seperti di negara-negara lainnya, ada tekanan sosial dan perubahan sikap terhadap perlakuan terhadap hewan. Banyak orang Korea Selatan kini menentang praktik ini, dan konsumsi daging kucing semakin jarang dilakukan seiring dengan meningkatnya kesadaran akan kesejahteraan hewan.