Pembangunan Flyover Sitinjau Lauik akhirnya akan segera dimulai setelah sekian lama dinantikan. Proyek infrastruktur yang menelan biaya sebesar Rp2,79 triliun ini ditargetkan rampung dalam waktu 2,5 tahun. Flyover ini diharapkan mampu mengatasi permasalahan jalur ekstrem di kawasan Sitinjau Lauik, Sumatra Barat, yang kerap menjadi titik rawan kecelakaan.

Tujuan Pembangunan Flyover Sitinjau Lauik
Jalur Sitinjau Lauik merupakan rute strategis yang menghubungkan Padang dengan Solok dan daerah lain di Sumatra Barat. Namun, medan curam dengan tikungan tajam membuatnya menjadi salah satu jalan paling berbahaya di Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah menginisiasi pembangunan flyover guna meningkatkan keselamatan dan kelancaran lalu lintas di wilayah ini.
Beberapa tujuan utama pembangunan flyover ini meliputi:
- Mengurangi risiko kecelakaan akibat turunan dan tanjakan curam.
- Meningkatkan efisiensi transportasi bagi kendaraan logistik dan penumpang.
- Mempercepat mobilitas antarwilayah di Sumatra Barat.
Anggaran dan Rencana Pembangunan
Proyek ini akan menelan anggaran sebesar Rp2,79 triliun dan dibiayai oleh APBN serta dukungan investasi swasta. Pemerintah menargetkan pembangunan akan selesai dalam waktu 2,5 tahun dengan beberapa tahapan utama, antara lain:
- Pengerjaan fondasi dan struktur utama flyover.
- Pembangunan jalur penghubung untuk mengalihkan arus lalu lintas saat konstruksi berlangsung.
- Penyelesaian fasilitas pendukung, seperti rambu dan penerangan jalan.
Dampak Positif bagi Masyarakat dan Ekonomi
Selain meningkatkan keselamatan, pembangunan flyover ini juga diyakini akan berdampak positif bagi perekonomian daerah. Dengan jalur yang lebih aman dan efisien, arus barang dan jasa akan semakin lancar, sehingga mampu mendorong pertumbuhan ekonomi di Sumatra Barat.
Keberadaan flyover ini juga diharapkan dapat meningkatkan sektor pariwisata, karena akses ke berbagai destinasi wisata di Sumatra Barat menjadi lebih mudah dan nyaman.
Flyover Sitinjau Lauik yang menelan anggaran Rp2,79 triliun akan segera dibangun dan ditargetkan rampung dalam 2,5 tahun. Proyek ini bertujuan untuk meningkatkan keselamatan di jalur ekstrem Sitinjau Lauik serta memperlancar arus transportasi. Dengan infrastruktur yang lebih baik, diharapkan mobilitas masyarakat dan pertumbuhan ekonomi di Sumatra Barat akan semakin berkembang.