Tahukah kamu bahwa kata “oke” yang sering kita ucapkan ternyata merupakan singkatan? Ya, kata yang terdengar simpel dan sering digunakan dalam percakapan sehari-hari ini punya sejarah yang menarik dan tidak banyak diketahui orang. Kata “oke” berasal dari frasa yang cukup panjang dan unik.

Dalam sejarah linguistik, “oke” atau “OK” diyakini berasal dari frasa “oll korrect”, ejaan lucu dari “all correct” yang populer di Amerika Serikat pada tahun 1830-an. Pada saat itu, penggunaan ejaan yang sengaja dibuat salah sebagai bentuk humor sedang tren di kalangan media dan masyarakat. Kata “oll korrect” kemudian disingkat menjadi “OK”, dan lambat laun menjadi “oke” dalam penggunaan internasional, termasuk di Indonesia.
Tak hanya itu, “OK” juga sempat dikaitkan dengan kampanye politik Presiden Amerika Serikat Martin Van Buren. Ia dijuluki “Old Kinderhook” berdasarkan kota asalnya, Kinderhook, New York. Pendukungnya menggunakan singkatan “OK” sebagai slogan kampanye, dan sejak saat itu popularitas kata ini semakin meroket.
Hingga hari ini, kata “oke” digunakan secara universal untuk menyatakan persetujuan, pemahaman, atau konfirmasi. Dalam berbagai bahasa dan budaya, kata ini tetap eksis dan bahkan masuk dalam kamus resmi seperti Oxford Dictionary dan KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia).
Jadi, mulai sekarang kamu sudah tahu bahwa kata “oke” bukan sekadar kata sederhana. Di balik kesederhanaannya, ada cerita sejarah yang menarik dan unik yang membuatnya tetap digunakan lintas generasi dan negara.