Setiap tahun, penetapan 1 Syawal atau Hari Raya Idul Fitri menjadi momen yang dinanti oleh umat Muslim di Indonesia. Tiga pihak utama, yaitu Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama (NU), dan Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag), kerap memiliki metode berbeda dalam menentukan jatuhnya hari besar tersebut. Untuk tahun 2025, masing-masing pihak telah melakukan kajian dan metode yang mereka anut guna menetapkan tanggal 1 Syawal.

Metode Penentuan 1 Syawal
1. Muhammadiyah: Hisab Wujudul Hilal
Muhammadiyah menggunakan metode hisab wujudul hilal, yakni perhitungan astronomi untuk menentukan kapan bulan baru terlihat. Jika hilal sudah berada di atas ufuk saat matahari terbenam, maka keesokan harinya ditetapkan sebagai 1 Syawal. Berdasarkan perhitungan awal, Muhammadiyah kemungkinan akan menetapkan Idul Fitri lebih awal dibandingkan metode lain.
2. NU: Rukyatul Hilal
Nahdlatul Ulama (NU) lebih mengutamakan metode rukyatul hilal, yaitu melihat langsung keberadaan bulan baru. Jika hilal berhasil dilihat dengan mata telanjang atau menggunakan alat bantu di beberapa titik pemantauan resmi, maka keesokan harinya akan menjadi 1 Syawal. Jika tidak terlihat, maka bulan Ramadan akan digenapkan menjadi 30 hari.
3. Pemerintah: Sidang Isbat Kemenag
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama menggabungkan dua metode, yaitu hisab dan rukyat. Hasil perhitungan astronomi menjadi acuan awal, tetapi keputusan akhir tetap menunggu hasil pengamatan hilal yang dilakukan di berbagai lokasi di Indonesia. Sidang isbat akan digelar dengan melibatkan para ahli, ormas Islam, serta perwakilan negara lain.
Potensi Perbedaan atau Kesamaan
Pada tahun-tahun sebelumnya, terkadang terjadi perbedaan antara Muhammadiyah dan NU dalam menetapkan 1 Syawal. Jika hilal tidak terlihat di seluruh wilayah Indonesia, NU dan Pemerintah cenderung menggenapkan Ramadan menjadi 30 hari, sementara Muhammadiyah sudah menetapkan Idul Fitri berdasarkan perhitungan hisab. Namun, ada juga beberapa tahun di mana ketiga pihak sepakat dalam menetapkan hari raya.
Masyarakat Muslim di Indonesia diharapkan tetap menghormati perbedaan yang mungkin terjadi dalam penetapan 1 Syawal 2025. Yang terpenting adalah menjaga kebersamaan dan tetap menjalankan ibadah dengan penuh khusyuk serta saling menghormati keputusan masing-masing pihak.
