Apa Itu Gerhana Matahari ‘Tanduk Setan’?
Pada 29 Maret mendatang, langit akan menampilkan fenomena langka yang disebut Gerhana Matahari “Tanduk Setan”. Istilah ini merujuk pada bentuk unik gerhana yang terlihat seperti dua tanduk setan akibat posisi Matahari, Bumi, dan Bulan yang tidak sepenuhnya sejajar. Akibatnya, hanya sebagian cahaya Matahari yang tertutupi, menciptakan bentuk menyerupai tanduk.

Proses Terjadinya Gerhana Ini
Gerhana ini merupakan gerhana matahari sebagian atau cincin yang terjadi ketika Bulan berada di titik terjauh dari Bumi (apogee), sehingga ukurannya tampak lebih kecil dibandingkan piringan Matahari. Oleh karena itu, Bulan tidak sepenuhnya menutupi Matahari, melainkan menyisakan bagian tepinya yang bersinar, menciptakan efek visual menyerupai tanduk setan.
Wilayah yang Bisa Menyaksikan
Menurut para astronom, gerhana ini akan terlihat di beberapa wilayah tertentu, terutama di belahan bumi bagian utara dan sebagian Asia. Di Indonesia, fenomena ini mungkin hanya terlihat dalam bentuk gerhana matahari sebagian. Waktu terbaik untuk mengamatinya adalah saat puncak gerhana berlangsung, yang bervariasi tergantung lokasi pengamat.
Efek dan Cara Mengamati dengan Aman
Gerhana matahari bisa menjadi momen yang menarik bagi para astronom dan pecinta langit, tetapi penting untuk mengamatinya dengan aman. Melihat langsung ke Matahari tanpa perlindungan dapat merusak mata secara permanen. Berikut beberapa cara aman untuk menyaksikannya:
Menggunakan teleskop atau kamera dengan filter khusus.
Menggunakan proyeksi lubang jarum untuk melihat bayangan Matahari.
Gerhana Matahari “Tanduk Setan” pada 29 Maret menjadi salah satu fenomena langit menarik yang tidak boleh dilewatkan. Meskipun tidak semua wilayah bisa menyaksikan dengan jelas, masyarakat yang berada di area yang terkena dampak gerhana disarankan untuk menggunakan alat pelindung mata yang sesuai.